Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Balas dendam istri yang tak di anggap Bab 3

 

Balas dendam istri yang tak di anggap Bab 3



Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ BALAS DENDAM ISTRI YANG TAK DIANGGAP “ ini menceritakan kisah seorang istri yang dicampakkan oleh suaminya karena fisiknya sudah tidak seperti dulu kali,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel Balas dendam istri yang tak dianggap…cekidot 😘ðŸĨ°


Jadi dari awal memang nyesek ceritanya karena si tokoh wanita lemah dan jelek. Tapi, di bab bab selanjutnya akan menceritakan bagaimana caranya si gadis itu kuat.


Ceraikan Dia!


Seminggu berlalu semenjak pembicaraan Kinara dan Andreas. Hari ini Kinara merasa gelisah karena sang anak mengalami demam. Dia menghubungi Andreas berkali-kali, namun, Andreas tak menjawabnya.


"Kak … tolonglah angkat telepon ku, Vino sedang demam! Dia butuh dokter!" 


Akhirnya setelah berkali-kali Kinara mencoba menelpon, Andreas menjawab panggilan Kinara.


Andreas : Ada apa?


Kinara : Kak, Vino demam. Dia butuh dokter sekarang juga!


Andreas : Kalau butuh dokter, kenapa kamu mengubungi aku, Kinara? Hubungi dokter, bukan aku!


Kinara : Tapi, kakak papa nya Vino. Kakak berhak tahu dan harus peduli dengan keadaan Vino, Kak. Jangan egois! Bagaimanapun Vino anak kakak!


Andreas : Ah … Aluna sayang! Aku akan menghubungi dokter untuk Vino.


Kinara membeku saat mendengar suara d*sahan Andreas. Bahkan, pria itu segera memutuskan panggilan nya begitu saja. Kinara luruh ke lantai. 


Gadis polos itu meremas dadanya yang terasa sesak. Bagaikan di tusuk ribuan jarum. Pundaknya terasa berat seolah ada batu besar menimpanya.


Sakit! Istri mana yang tak sakit apabila mendengar suaminya m*ndesah memanggil nama wanita lain yang Kinara tahu nama wanita itu adalah kekasih suaminya.


Menangis! Hanya itu yang dapat Kinara lakukan sekarang.


"Sabar, Kinara. Tunggu hati mu mati untuk mereka semua yang telah menyakitimu! Keluarga, suami dan mertua! Lihatlah nanti bila hatiku sudah mati untuk kalian. Tak peduli kalian jungkir balik, aku tidak akan pernah memperdulikan kalian!" Kinara menghapus kasar air matanya.


Gadis itu bangkit berdiri dan mengambil Vino yang berada di box bayi. Dia menimang bayi mungil itu dengan penuh cinta. 


"Oek … oek."


"Suttt … sabar ya, Sayang. Dokternya lagi menuju ke sini! Sebentar lagi Vino akan sembuh!" Kinara tersenyum lembut dengan bola mata yang berair.


Tak berselang lama pintu kamarnya di ketuk. Kinara membukanya, terlihat seorang dokter tampan bertubuh kekar bak seorang atlet berdiri di depan pintu kamar Kinara.


"Boleh saya masuk?" tanya dokter itu datar dengan suara bariton nya.


"Boleh, Dok!" Kinara menyingkir dari pintu mempersilahkan dokter tersebut masuk.


Vino di letakkan atas tempat tidur Andreas. Dokter itu pun memeriksa Vino dengan teliti. Kinara menggigit jarinya karena merasa khawatir pada sang anak.


"Bagaimana keadaan anak saya, Dok? Dia baik-baik saja, 'kan?" tanya Kinara dengan suara yang bergetar menahan tangis.


Dokter tersebut pun menoleh ke samping menatap Kinara dengan tatapan penuh arti.


"Anak Anda mengalami demam. Namun, tidak ada obat pada demam yang di alami anak Anda!"


"Maksud Anda apa, Dokter?" Kinara bertanya dengan suara serak karena air matanya kembali luruh membasahi pipi membuat dokter tampan itu merasa iba.


"Dia merindukan papa nya! Itu hal biasa bagi bayi yang demam karena merasa rindu pada orang tuanya! Saran saya nanti bila suami Anda pulang kerja. Suruh suami Anda untuk meluangkan waktu sebentar untuk memeluk bayi ini agar demam nya turun!"


Degg.


Kinara terkejut mendengar penjelasan dokter tersebut. Dia tak menyangka anaknya akan mengalami demam hanya karena merasa rindu pada suaminya.


Wajar bila Vino merindukan Andreas karena sedari dia lahir, ayahnya itu tak pernah melihat atau bahkan melirik ke arahnya.


"Apa tidak ada cara lain selain memeluk, Dok? Suami saya sedang berada di luar kota!" bohong Kinara karena tak ingin orang luar berprasangka buruk pada Andreas.


"Ada, selimuti anak Anda dengan baju ayahnya. Itu berguna untuk menurunkan demamnya! Dan ini ada beberapa vitamin yang harus Anda minum sebelum menyusui! Berhubung anak Anda masih berumur satu bulan jadi tidak mungkin dia mengkonsumsi obat! Anda mengerti maksud saya, 'kan?"


Kinara mengangguk kepalanya cepat memasang senyuman tulus membuat dokter tampan itu menarik sudut bibirnya kecil.


"Kalau begitu saya pamit undur diri!"


"Terima kasih, Dokter Fahri!" 


Dokter tampan itu yang baru saja memegang gagang pintu pun berbalik menatap Kinara.


"Saya bukan dokter Fahri! Saya temannya, kebetulan dokter Fahri sedang sibuk jadi saya yang menggantikan beliau datang ke sini!" 


Setelah mengatakan itu dokter tampan itu keluar dari kamar Kinara meninggal gadis polos itu.


Kinara pun segera mengambil kemeja Andreas dari lemari lalu segera menyelimuti Vino yang sedari tadi merengek.


"Kenapa bisa rindu sih sama papa, Nak! Jangan rindu sama papa ya, Sayang. Cukup kali ini kamu rindu. Mama tidak ingin kamu sakit hati nantinya kalau tahu apa arti kita di mata papa kamu!" Kinara bergumam pelan mengecup kening bayinya yang mulai tenang.

Tak lupa Kinara meminum vitamin yang di berikan oleh dokter tampan itu karena sebentar lagi dia akan memberikan ASI pada Vino.


Setelah beberapa menit Vino tak lagi merengek. Bayi mungil itu malah tersenyum polos membuat air mata Kinara kembali luruh.


"Lihatlah, Kak. Ikatan batin antara kamu dan Vino sangat kuat! Kenapa kakak tidak mau melihat Vino yang sedang sakit. Dia membutuhkan kakak! Tapi, kakak … hiks … malah enak-enakan dengan kak Aluna!" Kinara terisak dalam diam seraya menyusui Vino.


Andreas benar-benar kejam. Selain tak menganggap kehadiran Kinara, dia juga tak menganggap kehadiran Vino anak kandungnya.


Akhirnya, si bayi mungil itu kembali terlelap nyaman dengan kemeja besar sang ayah menyelimuti tubuh kecilnya.


Kinara meletakkan Vino kembali kedalam box bayi. Dia mengecup kening sang anak penuh cinta. Setelahnya Kinara membentangkan selimut tebal di lantai dan merebahkan tubuhnya yang sangat lelah hari ini.


*


*


"Sayang, aku pulang dulu!" Andreas bangkit dari sofa berjalan menuju pintu apartemen Aluna.


"Emang luka di kaki kamu sudah baikan?" tanya Aluna manja melirik kaki Andreas yang terlihat pincang saat berjalan.


"Tidak apa-apa lagi, Sayang! Tadi, kamu sudah memijat nya. Jadi, mungkin besok sudah baikan juga!"


"Makanya besok-besok kamu harus hati-hati jalannya. Lihatlah, terkilir kan jadinya karena kamu tidak hati-hati!" omel Aluna menghampiri Andreas lalu memeluk manja tubuh kekasihnya itu.


Mereka sudah menjalani hubungan gelap di belakang Kinara. Namun, Andreas tahu batasnya. Dia tak sampai pada hubungan tak sehat dengan Aluna.


"Sayang … "


"Hemm … "


"Kapan kamu akan menceraikan, Kinara?" tanya Aluna manja mengalungkan kedua tangan di leher Andreas.


Degg.


Andreas termangu mendengar pertanyaan dari Aluna. Sampai sekarang tidak pernah terbersit untuk menceraikan Kinara.


"Sayang, kamu kenapa diam? Apa jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta pada si burik itu, iya?!" sentak Aluna dengan bola mata berkaca-kaca membuat Andreas tak tega.


Dia segera menarik Aluna ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan kekasih hati nya itu.


"Baiklah, beri aku waktu, Sayang."


"Kapan? Ini sudah satu tahun aku menunggu kamu, Andreas! Aku ini wanita … aku butuh kepastian!" desak Aluna menarik rambutnya frustasi.


"Sebentar lagi, Sayang. Tidak akan lama! Aku janji!"


"Satu Minggu … aku beri kamu satu Minggu! Kalau dalam jangka waktu itu kamu belum menceraikan, Kinara. Maka, jangan salahkan aku kalau mengatakan pada publik kalau kita adalah sepasang kekasih dan Kinara pelakor nya!" ancam Aluna membuat Andreas gamang.


Tanpa pikir panjang Andreas menganggukkan kepalanya lalu menarik Aluna ke dalam pelukannya kembali.


*


Author : Eh, Markonah … kenapa si Kinara yang pelakor. Di mana-mana wanita macam elu yang di panggil pelakor! Bukan istri sah nya, Inem!


Aluna : Suka-suka gue dong, Thor. Elu jangan bacot, nanti suami elu gue babat juga!


Author : Cih, gue ini jomblo terhormat, bukan macam elu yang jadi benalu dalam rumah tangga orang ðŸĪŠðŸĪŠðŸĪŠ


Aluna : Author sialan … 😠😠😠🏃🏃🏃🏃🏃🏃


Bersambung.  ðŸĨ°ðŸĨ°


Klik ini lanjut bab 4


imana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Balas dendam istri yang tak di anggap Bab 3"