Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Balas dendam istri yang tak di anggap Bab 4

  

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ BALAS DENDAM ISTRI YANG TAK DIANGGAP “ ini menceritakan kisah seorang istri yang dicampakkan oleh suaminya karena fisiknya sudah tidak seperti dulu kali,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel Balas dendam istri yang tak dianggap…cekidot 😘🥰


Jadi dari awal memang nyesek ceritanya karena si tokoh wanita lemah dan jelek. Tapi, di bab bab selanjutnya akan menceritakan bagaimana caranya si gadis itu kuat.


Bab 4 Batas Kesabaran Istri Yang Tak Di Anggap!


Kinara membuka matanya perlahan saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Dia melihat Andreas yang baru saja pulang dengan wajah letih nya. Terlebih lagi kaki Andreas terlihat pincang.


"Kaki kakak kenapa?" tanya Kinara dengan suara serak membuat Andreas terkejut karena mengira Kinara sudah terlelap.


"Tidak apa-apa! Tidurlah sudah malam!" Andreas berbicara tanpa menoleh ke arah Kinara.


Pria tampan itu segera membuka pintu kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Kinara bangkit berdiri guna menyiapkan baju piyama untuk Andreas.


Andreas keluar dari kamar mandi lalu mengambil baju yang telah di siapkan oleh Kinara. Dengan santainya dia memakai pakaian di hadapan Kinara membuat gadis polos itu menutup wajahnya yang sudah memerah padam.


"Aku coba pijitin kaki kakak, ya! Jangan takut, aku ahli dalam memijat!" ujar Kinara mendorong pelan tubuh Andreas sehingga membuat pria itu terduduk di atas ranjang.


Kinara mengambil minyak zaitun lalu menuangkannya di atas permukaan kaki Andreas. Dengan telaten dia memijat kaki Andreas membuat pria tampan itu terpaku menatap Kinara.


"Kenapa masih memperdulikan ku?" tanya Andreas tanpa sadar membuat Kinara tersenyum seraya memijat kaki Andreas.


"Karena kakak suamiku! Meski kakak tidak pernah menganggapku sebagai istri kakak. Tapi, yang namanya kewajiban ku sebagai seorang istri untuk melayani kakak tetap harus aku sanggupi!" balas Kinara tersenyum tulus mendongak menatap wajah tampan Andreas.


Ada rasa sakit dan hangat menjalar dalam hati Andreas mendengar jawaban polos dari Kinara. Sakit karena apa yang dikatakan oleh Kinara benar, sakit karena tak bisa membalas kebaikan Kinara. Hangat karena Kinara memperlakukannya dengan baik selama menikah.


"Jangan terlalu baik padaku! Karena aku tidak bisa membalas semua itu!" balas Andreas pelan membuat Kinara tersenyum getir.


"Kakak bisa! Kakak bisa membalasnya dengan menerima kami sebagai bagian dari hidup kakak. Terima aku dan Vino sebagai keluarga kecil kakak! Maka itu sudah lebih cukup bagi aku dan Vino." 


Andreas menggelengkan kepalanya menatap datar wajah berjerawat Kinara.


"Tidak semudah itu, Kinara! Dari dulu kamu tahu kalau di hatiku cuma ada nama kakakmu Aluna!"


"Kenapa kakak memikirkan perasaan kak Aluna dan tidak memikirkan perasaan aku yang jelas-jelas statusnya sebagai istri kakak! Apakah begitu penting perasaan orang lain ketimbang perasaan istri sendiri?" 


Kinara menatap sendu wajah tampan Andreas.


"Benar bahwa kamu istriku, Kinara! Dan kamu tahu sendiri dari awal bahwa status mu hanya ISTRI YANG TAK DI ANGGAP … jadi, jangan menanyakan sesuatu yang kamu sudah tahu jawabannya. Itu hanya menyakiti diri kamu sendiri, Kinara!" Andreas menekankan perkataannya menatap tajam bola mata Kinara yang sudah berkaca-kaca.


"Tidak apa-apa kalau aku hanya istri tak di anggap. Tapi, tolong anggap kehadiran Vino sebagai anak kakak! Apa kakak tahu dia itu demam karena merindukan kakak? Dia masih kecil, Kak. Jadi, aku mohon … kasihi dia!"


Kinara menangkup kedua tangannya sejajar dagu mendongak menatap wajah tampan Andreas.


"Tidurlah, sudah malam! Aku lelah!" Andreas membuang wajahnya ke samping lalu merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur membelakangi Kinara yang kembali menangis.


Sabar, Kinara … tunggu waktu yang pas untuk kamu mengambil sikap batin gadis itu menangis.


*

Sudah dua hari berlalu semenjak percakapan Kinara dan Andreas. Tak ada perubahan di antara hubungan mereka, bahkan, Andreas tetap tak memperdulikan Vino dan Kinara.


Namun, malam ini Andreas pulang terlambat. Pria tampan itu merasa sangat kelelahan pada malam itu. Andreas terkejut saat masuk dalam kamar melihat Kinara yang belum juga tidur sedang menimang Vino yang rewel.


"Oek … oek … "


"Suttt … tidurlah, Sayang! Ada mama di sini!" Kinara menimang Vino yang masih saja rewel.


Andreas yang kepalanya meras pusing karena sangat lelah memikirkan pekerjaan kantor nya pun kesal.


"Diamkan dia, Kinara! Kepala ku ingin pecah rasanya mendengar dia rewel!" Andreas berucap kesal seraya menjambak rambutnya sendiri.


Kinara segera menghampiri Andreas yang berdiri di dekat tempat tidur, gadis polos itu malah menyuruh Andreas menggendong Vino.


"Kak, tolong gendong Vino sebentar saja! Dia demam karena merindukan, Kakak!" Kinara menatap Andreas penuh harap membuat pria tampan itu malah membuang wajahnya ke samping.


"Aku lelah, Kinara!"


"Tapi, Kak. Sebentar saja!"

"Aku lelah, apa kamu tuli, huh!"


"Sebentar saja!" Kinara menyodorkan Vino pada Andreas membuat pria tampan itu kesal, tanpa sadar Andreas mendorong tubuh Kinara ke belakang membuat Vino terlepas dari gendongan Kinara.


Bayi mungil itu terbanting ke atas ranjang membuat Kinara dan Andreas terkejut.


"Kali ini kakak benar-benar kelewatan!" Kinara menatap benci wajah Andreas yang masih saja termangu.


Kinara langsung menggendong Vino lalu mendekap erat bayinya yang sedang demam itu.


"Kinara, a-aku … "


"Kakak sedang lelah, 'kan? Maaf kalau anak aku mengganggu, Kakak! Aku dan anakku akan tidur di kamar tamu agar tidak mengganggu waktu istirahat, Kakak! Sekali lagi maafkan anakku!"


Kinara keluar dari kamar seraya membawa Vino dalam gendongannya meninggalkan Andreas yang termangu menatap tangannya yang bergetar.


"Aku tidak bermaksud menyakitinya," lirih Andreas merasa bersalah.


Hatinya sakit saat Kinara menyebut anakku bukan anak kita. Sungguh, pria tampan itu tak bermaksud ingin menyakiti bayi mungil itu.


*


*

Dua jam berlalu,


Kinara yang berada di kamar tamu pun menangis dalam diam. Dia menggenggam tangan mungil Vino yang sudah terlelap di sampingnya.


"Maafkan, Mama sayang! Sepertinya kesabaran mama telah habis! Perlakuan papa mu tadi sudah membuktikan bahwa dia benar-benar tidak menyayangi kita! Mama tidak ingin kedepannya kamu terluka terlalu dalam lagi. Tidak apa-apa kalau mama yang di sakiti, tapi, mama tidak sanggup kalau kamu di sakiti seperti tadi!" Kinara mencium tangan mungil itu berkali-kali.


Andai saja tadi Vino jatuh ke lantai, maka dapat di pastikan tubuh bayi mungil yang berusia hampir dua bulan itu remuk.


Bagaimana bisa Andreas bisa kasar seperti itu pada darah dagingnya sendiri.


Sudah cukup! Kinara tak sanggup lagi. Sudah cukup waktu satu tahun lebih Kinara bertahan di rumah Andreas yang seperti neraka baginya.


*


*


Pagi-pagi sekali Andreas terkejut melihat Kinara yang sudah rapi dengan dress berwarna putih. Terlihat satu koper besar berada di dekat pintu kamarnya.


"Kakak sudah bangun! Lebih baik kakak bersihkan diri kakak terlebih dahulu. Airnya sudah aku siapkan! Setelah itu mari berbicara empat mata! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan!" Kinara berucap datar nyaris tanpa emosi menatap wajah seksi Andreas yang baru bangun tidur.


*


*

Deg … deg … irama jantung author berbunyi woiii😂😂


Bersambung.  🥰🥰


Lanjut bab 5


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn


Posting Komentar untuk "Balas dendam istri yang tak di anggap Bab 4"