Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap bab 90

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ BALAS DENDAM ISTRI YANG TAK DIANGGAP “ ini menceritakan kisah seorang istri yang dicampakkan oleh suaminya karena fisiknya sudah tidak seperti dulu kali,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel Balas dendam istri yang tak dianggap…cekidot 😘🥰


Jadi dari awal memang nyesek ceritanya karena si tokoh wanita lemah dan jelek. Tapi, di bab bab selanjutnya akan menceritakan bagaimana caranya si gadis itu kuat.


Bab 90 Melepas Cadar


"Nih, makan yang banyak biar bayi mu sehat di dalam sana! Lain kali kalau kamu ingin makan sesuatu, bilang aja … jangan di tahan-tahan, kasihan nanti bayi mu ngeces!" ujar Vero seraya memberikan bubur kacang hijau pada Aluna.


Tadinya Vero ingin mengajak Aluna langsung pulang. Hanya saja pria tampan itu melihat Aluna yang terus menerus menatap ke arah gerobak bubur kacang hijau yang berada di depan rumah sakit.


Vero paham bahwa Aluna pasti menginginkannya, hanya saja wanita itu terlalu gengsi untuk meminta.


Pria itu pun mengajak Aluna duduk di taman rumah sakit yang tak lumayan sepi karena masih pagi. Vero membelikan Aluna dua bungkus bubur kacang hijau membuat wanita cantik itu tersenyum senang di balik cadar nya.


Sejujurnya Aluna merasa sangat bersyukur karena bertemu dengan pria sebaik Vero. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan berguna untuk Vero.


Namun, dia sudah berusaha berguna dengan cara mengerjakan tugas rumah tangga. Hanya saja, Vero orang yang serba perfeksionis lebih baik mengerjakan sendiri daripada menyuruh Aluna.


Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apa-apa. Menggoreng telur dadar hangus dan keasinan, menanak nasi putih malah jadi bubur.


Alhasil Aluna tak mengerjakan apa pun di rumah karena tidak di izinkan oleh Vero.


Terkadang dia ingin menawarkan djdi untuk memijat Vero yang lelah bekerja di ladang. Namun, Aluna tak berani karena Vero adalah pria yang agamis.


Meski mereka telah menikah, tak sekalipun Vero menyentuhnya tanpa alasan. Itulah yang membuat Aluna tak berani.


"Emang kamu punya uang?" tanya Aluna membuat Vero berdecak kesal.


"Kalau uang untuk calon bayi mu ada. Tapi, kali untukmu tidak ada!" ketus Vero membuka bungkusan bubur tersebut.


"Iss … pelitnya! Jangan pelit jadi orang, Vero. Nanti kuburan mu sempit baru tahu rasa!" celetuk Aluna membuat Vero menarik sudut bibirnya.


"Tumben bener," sahut Vero membuat Aluna tersenyum sombong di balik cadarnya.


"Tentu bener, 'kan aku udah belajar ngaji sekarang!" balas Aluna penuh percaya diri membuat Vero terkekeh geli.


Pria tampan itu mengusap puncak kepala Aluna yang dilapisi jilbab itu penuh perasaan.


Deggg.


Jantung Aluna berdegup kencang mendapatkan perlakuan hangat dari Vero. Untuk pertama kalinya Vero mengusap puncak kepalanya.


Biasanya Vero menjitak kepala atau menyentil keningnya. 


"Ngaji yang bener, biar jadi manusia!" ujar Vero membuat Aluna yang tadinya merona langsung berubah kesal 


Wanita itu menepis tangan Vero dengan kasar. Aluna memanyunkan bibirnya kesal.


"Emang selama ini aku setan, huh!" ketus Aluna kesal membuat Vero tertawa cekikikan.


"Itu tahu."


"Vero!!" teriak Aluna kesal memukul pelan suaminya itu gemas.


"Ha ha … iya-iya. Aku bercanda! Sekarang cepat habiskan buburnya biar kita bisa cepat balik ke kampung karena aku juga harus bekerja di ladang!" ujar Vero setelah puas membuat Aluna kesal.

Aluna yang mendengarnya pun berdecak kesal. Suaminya itu sangat gila kerja di ladang.


"Apa gak bisa libur hari ini aja?"


"Bisa sih bisa, cuma sayang uangnya. Kalau aku kerja meskipun setengah hari, lumayan dapat uang nya. Itung-itung nabung buat lahiran kamu nanti!" balas Vero santai membuat hati Aluna bergetar.


Wanita cantik itu termangu mendengar ucapan Vero. Dia tak menyangka Vero akan memikirkan dirinya dan calon bayinya. Padahal, Vero bukan siapa-siapa bayinya.


Namun, pria tampan itu masih saja baik. Aluna bukanlah wanita sempurna, dia hanya wanita jahat yang sekarang sedang berusaha menjadi wanita baik dan itu semua berkat tuntunan Vero.


Jujur saja, selama Aluna hidup bersama Vero. Banyak perubahan positif yang wanita itu alami, termasuk di antaranya kesabaran dalam menahan keinginan hidup mewah dan menahan emosi.


"Terima kasih," gumam Aluna pelan.


Suara dering ponsel Vero berbunyi membuat pria tampan itu terpaksa harus mengangkat nya.


"Aku ke sana dulu sebentar! Kamu duduk di sini aja, habiskan makanannya jangan sampai ada yang tersisa. Kalau kira-kira tidak habis bungkus lagi biar bisa bawa pulang! Tidak baik mubazir karena itu sifat di benci Allah!" tegas Vero lalu beranjak menjauh dari Aluna.


Aluna memandangi punggung Vero yang perlahan menjauh darinya. Tanpa sadar wanita itu tersenyum tulus, hatinya selalu damai bila bersama dengan Vero.


"Aku gak nyangka bisa di pertemukan dengan pria sebaik kamu, Vero. Padahal aku adalah orang jahat," gumam Aluna pelan.


Wanita cantik itu melihat ke segala arah, guna memastikan tidak ada orang yang menatap ke arahnya.


"Agak ribet kalau aku makan pakai cadar! Lebih baik aku buka sebentar habis itu pasang lagi. Mumpung lagi sepi! Huff … ternyata jadi wanita Sholehah enggak mudah!" celetuk Aluna pada dirinya sendiri.


Wanita cantik itu melepaskan cadarnya dan ia letakkan di sampingnya. Lalu Aluna menyantap buburnya dengan hati senang.


Tiba-tiba saja angin pagi menghampiri nya membuat cadar Aluna terhempas di bawa angin.


"Eh cadar ku!"


*


*


*


Duh, deg-degan ini 🤧🙈🌚 


Bersambung.

gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn


Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap  bab 91


Posting Komentar untuk " Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap bab 90"