Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah cinta seorang pangeran Bab 65

 Hello Admin punya rekomended Novel Baru dengan alur kisah cinta romantis yang buat anda hayut dalam alur ceritanya ,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang Kisah cinta seorang Gadis cantik yang bernama Aluna dengan seorang Lelaki da n ternyata pria tersebut adalahhh…ahh sudah lah mari kita menuju TKP.

Novel yang Berjudul “ Kisah Cinta seorang Pangeran“ ini merupakan Novel yang sangar romantis ,sangat cocok di jadikan teman waktu luang anda selamat menikmati.


65 Membuat Perjanjian (2)


Nizam mengemudikan mobilnya dengan tenang. Tatapannya lurus ke depan. Disampingnya Alena duduk sambil menoleh ke belakang. Di belakang duduk Cynthia. Alena mengenakan rok warna pendek warna hijau. Nizam menggelengkan kepalanya ketika melihat duduk Alena yang tidak benar karena menyamping membuat paha mulusnya terumbar kemana-mana. Nizam mengeluh Ia lupa menyortir pakaian istrinya.         


 "Jadi Sekarang Kalian tinggal serumah? Bukannya dilarang bercinta kalau belum nikah?" Cynthia bertanya pada Alena karena tadi memang Alena tidak sempat bercerita.     


"Kami sudah menikah, Iya kan sayang" Kata Alena pada suaminya dengan perasaan sangat bahagia. Nizam tidak menjawab Ia hanya berkata, hmm.     


Cynthia melongo, "Benarkah Kalian sudah menikah? Mengapa begitu cepat? Apa kalian tidak saling mengenal dulu atau bagaimana?"     


"Tau nih Nizam, ngajak cepat-cepat. Ga sabaran banget." Alena pura-pura kesal pada Nizam. Nizam melirik tingkah istrinya yang sok lebay. Ia tidak menjawab tetap menyetir dengan tenang. Dibelakang mobilnya ada Fuad dan Ali yang sedang mengikuti menggunakan mobil lain.     



Cynthia melirik reaksi Nizam, mempelajari sikap karakter suami sahabatnya. Si muka batu berhati es itu benar-benar tidak berubah sikapnya walaupun sudah menikah. Tetap saja berwajah datar tanpa emosi.     


"Kapan kalian menikah? Kamu keterlaluan Alena, menikah tanpa sepengetahuan sahabat sendiri."     


"Kami menikah cepat-cepat karena mengejar jadwal kuliah kami, Kami hanya menghalalkan hubungan saja. Sehingga Kami tidak sempat memberi tahu yang lain. Karena pernikahan resminya akan dilakukan di Azura semester depan. Dan tentu saja kau akan hadir untuk menemani Alena." Nizam menjawab pertanyaan Cynthia.     


" Ya...ya..ya..betul seperti itu." Kata Alena.     


"Di Azura?? itu sangat jauh, Aku rasa aku tidak akan bisa datang."     


"Tapi kenapa Cynthia?" Alena bertanya dengan wajah kecewa. Nizam melirik Cynthia dari kaca spion, ingin tahu jawaban Chyntia.     


"Kamukan tahu, Aku kerja paruh waktu. Ongkos ke Azura berapa, pastinya sangat mahal. Lagipula aku perkirakan pasti pesta pernikahannya tidak sebentar. Butuh waktu berhari-hari. padahal Aku harus kerja paruh waktu. Kalau terlalu lama Aku tidak masuk pasti aku dipecat.     


"Kamu tidak usah khawatir, Nizamku adalah seorang pangeran. Dia banyak uang. Ayahku saja utangnya dibayarkan Nizam. Iyakan Nizam?" Alena menatap Nizam. Sementara itu Nizam melirik Cynthia yang kaget mendengar kata-kata Alena. Cynthia menatap Nizam bersamaan dengan Nizam menatap Cynthia. Nizam memberikan isyarat bahwa Ia akan menjelaskan nanti. Dan memang Cynthia yang cerdas langsung bisa menangkap isyarat Nizam.     


Tidak lama mobil sudah sampai di kampus. Sebelum Alena turun tiba-tiba Nizam menarik tangannya.     


"Alena!"     


"Ya?"     


"Tolong untuk tidak terlalu demonstratif menunjukkan hubungan kita kepada yang lain. Aku tidak mau mereka bergosip tentang kita yang nantinya malah akan mengganggu konsentrasi kita dalam belajar."     


"Uh kamu tuh engga asyik" Alena merenggut karena inginnya Ia bermesraan dengan Nizam didepan teman-temannya sama seperti teman-temannya yang suka pacaran ditempat terbuka.     



"Berjanjilah." Nizam tidak melepaskan tangan Alena sebelum Alena menjawabnya.     


"Ya..ya.. baiklah aku berjanji tidak akan berbuat yang aneh-aneh padamu di depan , tapi cium dulu." Kata Alena sambil memajukan bibirnya. Nizam menggeleng-gelengkan kepalanya.     


"Barusan tadi Aku bilang apa?" Kata Nizam.     


" Tapikan disini ga ada teman-teman yang lain, cuma ada Cynthia. Dia teman baikku." Alena berkata sambil tetap memajukan bibirnya minta dicium.     


"Oh ..ya...ya.. please, silahkan , jangan anggap aku ada. Anggap saja aku udara yang tidak terlihat." kata Cynthia sambil mengangkat tangannya tanda Ia tidak keberatan. Sebenarnya berciuman di depan orang bagi orang Amerika sudah biasa. Bukankah sepasang pengantin yang baru menikah juga memperlihatkan kasih sayang mereka dengan berciuman didepan para tamu undangan.     


"Tuh..kan. Ayolah cium dulu, agar aku ada kekuatan untuk menghadapi materi kuliah hari ini."     


" I'm sorry Cynthia" Kata Nizam sambil meladeni permintaan Alena. Cynthia tetap mengangkat kedua tangannya untuk mempersilahkan Nizam berbuat apa saja. Nizam mengecup bibir Alena sekilas. Alena merengek minta lagi.     


"Kurang" kata Alena sambil tetap memajukan bibirnya minta lebih. Tapi Nizam malah mendorong kening Alena ke belakang.         


"Ayo cepat masuk kelas sana. Ini sudah telat. Kamu taukan Mrs.Jenny sangat on time." Kata Nizam sambil terus membuka pintu mobil dan keluar dari mobilnya.     


***     


Dan benar saja di kelas, Nizam tidak mau duduk di samping Alena. Ia memilih tempat duduk favoritnya, paling depan dekat meja dosen. Sementara itu Alena dan Cynthia malah duduk di kursi paling belakang. Alena dan Cynthia berbisik-bisik ngobrol. Tadi ingin ngobrol banyak tapi canggung ada Nizam.     


"Alena..apa benar Nizam membayarkan utang ayahmu yang banyaknya 35 Juta Dolar??"     


" Yap..benar, Aku juga tidak menyangka Ia sangat kaya. padahal dia kelihatannya biasa saja tidak pernah menunjukkannya seperti Edward atau Justin. Bukankah Aku sangat beruntung" Alena berkata dengan wajah berseri-seri. Ia bahagia sebenarnya bukan karena Nizam kaya. Ia bahagia karena Ayahnya terbebas dari penjara dan Ia bisa menikah dengan Nizam bukannya dengan Andre.     


"Alena Aku bukannya mau menakut-nakuti. Terlalu banyak kemudahan yang kamu peroleh saat ini dan Aku rasa ke depan akan banyak pengorbanan yang akan kau berikan."     


" Cynthia, Aku tidak mengingkari yang kau ucapkan." Alena mengeluh tiba-tiba Ia teringat kata-kata Nizam bahwa Ia nanti akan hidup di Istana.     


"Dia bilang padaku dan orang tuaku bahwa Ia adalah seorang pangeran calon pewaris tahta dan Ia sebenarnya sudah menikah dan memiliki istri. Aku hanya akan jadi istri keduanya."     


"Alena ini seperti cerita 1001 malam ditelingaku. Kalau Nizam adalah anak seorang konglomerat atau anak seorang mafia aku masih bisa percaya. Tapi kalau Ia seorang pangeran Aku masih merasa tidak percaya."     


"Aku juga. Dan Aku hanya akan merasa yakin kalau Aku sudah berada di Azura. Aku sangat tidak sabar ingin segera ada di sana"     


"Alena katakan padaku, apa kamu bertanya padanya apakah Ia impoten atau tidak?" Tiba-tiba Cynthia bertanya tentang hal yang membuatnya kehilangan muka didepan Nizam. Alena langsung cengengesan.     


"Iya.. waktu itu tepat dimalam pertama pernikahan Kami. Nizam hanya menciumku dan tidak menyentuhku jadi Aku tanyakan saja kepadanya langsung. Apakah dia impoten atau tidak" Alena cengar-cengir. Cynthia langsung memukul kepala Alena menggunakan buku yang sedang dipegangnya.     


"Dasar anak bodoh. Kenapa kau bilang itu dari Aku. Aku jadi kehilangan muka di depannya."     


"Ouch.. Cynthia sakit..." Alena meringis.     


"Maafkan Aku, Tapi memangnya kenapa? Bukankah Kamu kemarin mengatakan agar Aku mengatakan langsung padanya." Kata Alena lagi sambil mengusap-usap kepalanya.     


"Alena tolong untuk lebih cerdas sedikit. Mengapa Kamu begitu polos, apalagi nanti kamu akan tinggal di Azura" Cynthia menggeleng-gelengkan kepalanya.     


"Aku tidak merasa takut, Aku yakin Nizam akan selalu mendampingiku"     


"Alena bukankah tadi kamu mengatakan kalau Nizam adalah pangeran dengan istri yang kemungkinan lebih dari dua. Apakah Kamu yakin Ia akan selalu ada disamping Kamu?"     


Alena terdiam berpikir sejenak mencerna kata-kata dari Cynthia. Sampai Dosen datang Alena masih berpikir keras.    


Membuat perjanjian (3) Sore harinya di Kafe Sunshine, Cynthia duduk menunggu Nizam. Didepannya ada segelas cocktail dengan buah ceri merah diujungnya. Minuman berkadar alkohol rendah sangat Ia butuhkan saat ini untuk membuat otaknya sedikit santai dari masalah Alena. Ia merasa dirinya sudah terlanjur terikat secara batin dengan sahabatnya itu. Persahabatan selama tiga tahun dalam suka dan duka baginya lebih dari cukup untuk menganggap Alena lebih dari saudaranya kandungnya sendiri. Itulah sebabnya Ia selalu ikut memikirkan permasalahan Alena. Tidak lama kemudian Nizam datang diikuti oleh dua orang. Melihat Ali dan Fuad yang selalu mengikuti Nizam membuat Cynthia berpikir bahwa memang Nizam bukan orang biasa. Apalagi kalau dilihat dari wajah, sikap tubuh, cara berpikir bahkan cara makannya menunjukkan bahwa Nizam memang berasal dari kalangan orang-orang bangsawan. " Maaf sudah membuatmu menunggu." Kata Nizam. Cynthia menggoyangkan tangannya. " Never mind. Please sit down" "Thanks.." Kata Nizam sambil duduk. Melihat ada tamu baru yang duduk. Pelayan Cafe segera menghampiri Nizam tapi sebelum sampai ke meja Nizam, seorang pria yang mengikuti Nizam menghadang pelayan itu. Lalu Dia tampak memesankan kopi dan makanan untuk Nizam. Cynthia menyaksikan dengan kepalanya sendiri bagaimana ke orang yang mengikuti Nizam itu tampak menusukkan sebuah jarum yang Cynthia yakin itu adalah jarum perak pendeteksi racun. Jarum itu ditusukkan ke makanan lalu dilihatnya. Setelah yakin tidak ada perubahan lalu mereka mengelapnya dengan tisu. Setelah makanan lalu jarum itu dicelupkan ke gelas minumannya, dilihat lalu setelah yakin bersih dan aman dari racun baru mereka menghidangkannya untuk Nizam. "Terima kasih" Kata Nizam sambil meminum kopinya sedikit diiringi tatapan Cynthia yang mulai mempercayai ucapan Alena bahwa Nizam benar seorang pangeran.

" Aku yakin sekarang dipikiranmu penuh dengan pertanyaan kepadaku." Kata Nizam sambil memainkan cangkir kopi didepannya. " Ya..Kamu pasti tahu. Semua ini terlalu mengejutkan untukku. Dimulai dari pernikahan kalian hingga Alena mengatakan bahwa kau seorang pangeran." " Aku memang seorang pangeran. Calon raja Azura. Cynthia secara tidak langsung kamu yang sudah mendorong ku ke dalam permasalahan ini. Kamu mendorong Alena untuk menarik perhatianku hingga Aku akhirnya tidak bisa menghindari dari pesona Alena. Sebenarnya Aku berusaha menghindari perasaan ini bahkan meminta Edward untuk menjaga Alena. Apa daya takdir menentukan Aku harus terlibat dalam hidupnya. Nizam menghela nafas panjang Ia lalu minum kopinya. "Bolehkah Aku merokok?" Tanya Nizam pada Cynthia. Cynthia memberikan isyarat dengan tangan bahwa Ia tidak keberatan. Nizam mengeluarkan rokok dari saku kemejanya. Begitu Nizam menyelipkan rokok di bibirnya maka Penjaga yang duduk dekat meja Nizam dan Cynthia segera menyalakan api untuk Nizam. Nizam menghisapnya dengan kuat lalu menghembuskannya dengan perlahan. Cynthia tidak berbicara sepatah katapun Ia tetap duduk manis menunggu perkataan Nizam selanjutnya.

"Aku begitu tak berdaya ketika melihatnya terkulai di kampus waktu pesta dansa itu. Padahal Aku benar-benar tidak berniat hendak berhubungan dengan Alena mengingat betapa rumitnya hubungan kami kelak. Tahukah Kamu bagaimana Aku memperjuangkan diriku sendiri agar bisa menikahi Alena. Aku harus berkonfrontasi dengan ibuku sendiri, lalu hampir mengorbankan nyawaku sendiri Dan Aku juga harus menyakiti istri pertamaku hanya agar Aku bisa bersama Alena. Seandainya waktu itu Kejadian di pesta dansa tidak pernah terjadi. pasti hidupku dan Alena tidak akan menjadi rumit." Nizam kembali menghembuskan asap rokok. "Sekarang pernikahan kami sudah terjadi. Aku tidak mengkhawatirkan diriku sendiri tetapi Aku sangat mengkhawatirkan Alena. Terkadang Aku merasa bahwa Aku terlalu egois menyeretnya ke dalam kehidupanku yang penuh bahaya. Tetapi Aku benar-benar mencintainya dan menginginkan dia untuk menjadi pendampingku seumur hidupku. " Nizam terlihat emosional sampai-sampai Cynthia merasa bahwa dihadapannya bukan lagi Nizam berhati es tapi laki-laki rapuh yang mengharapkan cintanya berjalan sesuai harapan. " Cynthia Kamu tahu pasti betapa polosnya Alena. Ia terbiasa hidup dikelilingi kemanjaan. Ia tidak pernah berpikir yang rumit. Dia begitu lugu. Dia memandang dunia dalam kacamata nya sendiri. Terus terang Aku sendiri tidak keberatan dengan tingkahnya tapi dia tidak bisa hidup di istana dengan gayanya yang seperti itu. Didalam istana kebanyakan orang-orang membangun kepalsuan diwajahnya mereka masing-masing. Mereka hidup penuh dengan persaingan. Mereka harus selalu mengasah otak mereka agar bisa bertahan hidup . Semakin cerdas maka mereka akan semakin mendapatkan tujuan mereka. Persaingan itu ada setiap sudut Istana termasuk Harem dimana Alena nanti akan tinggal. Harem adalah istana tempat para istri anggota kerajaan tinggal. Harem yang sekarang dipimpin oleh ibuku. Lalu kemudian nanti oleh istri pertamaku. Aku khawatir istri dan ibuku kelak akan berkonspirasi melawan Alena." Nizam terdiam dengan wajah yang muram. Cynthia masih tetap tidak bersuara.

"Cynthia Aku tahu kamu sangat menyayangi Alena. Tentunya Kamu tidak ingin dia hidup sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang ingin menyingkirkannya. Apalagi seluruh istana tau Aku sangat mencintainya. Cynthia aku tidak pernah meragukan kecerdasanmu. Aku mohon dengan sangat. Ikutlah dengan Alena ke Azura." Cynthia terdiam membisu. Ia sejak awal sudah menduga apa tujuan Nizam mengajak ngobrol padanya. Tapi yang tidak dia duga adalah cerita Nizam yang mengerikan. Bagaimana bisa Ia melepaskan sahabatnya sendiri untuk bertarung melawan orang-orang yang mengerikan seperti itu. Ia lalu mendengar Nizam berkata lagi " Aku akan menjamin kehidupan keluargamu. bahkan mulailah bekerja sekarang. Kamu tidak usah bekerja paruh waktu lagi. Aku akan membayarmu sekarang juga. Tinggallah dengan Alena diapartemennya" "Apa maksudmu Nizam, Kau akan membayar persahabatan antara Aku dan Alena" Nizam menggelengkan kepalanya. 'Tolong untuk tidak salah mengerti, Aku membayarmu sebagai ikatan profesional, menghargai setiap waktu yang akan dihabiskan bersama Alena, bukan menghargai persahabatan kalian dengan uang" Cynthia menghela nafas. Sejak semula Ia memang berencana untuk ikut dengan Alena hanya yang jadi masalah memang Ia tidak memiliki uang untuk hidup bersama Alena di Azura. Ia juga tidak mau meminta kepada Alena. " Cynthia..Aku membayarmu bukan sebagai sahabat Alena tetapi sebagai pegawai yang bekerja padaku" Nizam berkata sambil mengeluarkan buku cek dari sakunya. Cynthia menatap Nizam saat melihat Nizam menulis sejumlah uang di atas cek tersebut. Ketika menyodorkan kepada Cynthia. Cynthia hampir pingsan melihat jumlahnya. " Aku hanya memberikan cash kali ini saja. Mulai bulan depan bayaranmu akan Aku akan transfer ke rekeningmu tiap bulan. Oh ya Kamu bisa ngobrol dulu dengan Alenea malam ini. Kamu boleh cerita pada Alena tentang kerja sama ini tetapi jangan kau ceritakan seluruh perkataanku secara detil padanya. Aku tidak ingin Ia ketakutan. Aku juga ingin selain menemaninya ajarkan dia untuk tidak bersikap terlalu polos dan tidak terlalu mempercayai setiap perkataan orang. Ajarkan kepadanya bahwa hidup tidaklah sesederhana apa yang Ia pikirkan. Di sepanjang hidupnya Ia tidak pernah mengalami penderitaan. Hal ini yang menyebabkan Ia tidak memiliki tingkat kewaspadaan hidup seperti yang lain. "Mengapa bukan Kau sendiri yang mengajarkannya." " Aku adalah putra mahkota dengan istri lebih dari satu. Bagaimana mana bisa Aku selalu ada disamping Alena. Ada banyak tugas negara yang harus aku kerjakan. Kamulah orang yang sangat tepat untuk bisa selalu ada disisi Alena. Kamu cerdas, memiliki daya analisis yang kuat dan yang terpenting Kamu menyayangi Alena." "Terimakasih sudah mempercayaiku, Tapi Nizam ada satu hal lagi yang sangat ingin Aku tanyakan kepadamu tetapi maaf. Ini sifatnya pribadi." Cynthia berkata hati-hati. "Tanyakanlah. Tapi biarlah Aku tebak apa yang akan kau tanyakan" Nizam tersenyum pahit. "Apa kamu ingin bertanya apakah benar Aku impoten? Mengapa aku tidak menyentuh Alena dan mengapa Aku memintamu untuk tinggal di apartemen Alena."

 

Bersambung

  

Klik ini Untuk Lanjut ke Bab Berikutnya


Gimana serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Kisah cinta seorang pangeran Bab 65"