Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap bab 109

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ BALAS DENDAM ISTRI YANG TAK DIANGGAP “ ini menceritakan kisah seorang istri yang dicampakkan oleh suaminya karena fisiknya sudah tidak seperti dulu kali,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel Balas dendam istri yang tak dianggap…cekidot 😘🥰


Jadi dari awal memang nyesek ceritanya karena si tokoh wanita lemah dan jelek. Tapi, di bab bab selanjutnya akan menceritakan bagaimana caranya si gadis itu kuat.


Bab 109 Kedatangan Vero


Setelah kepergian Aluna, Vero segera meminta bantuan sahabatnya yang satu sekolah dulu. Sahabat Vero telah menjadi seorang intelijen negara.


Perangai Vero yang baik dan tulus meski memiliki mulut pedas memudahkan pria itu memiliki banyak sahabat yang tulus padanya.


Betapa kagetnya ketika sahabat Vero melacak nomor ponsel Aluna yang ternyata di rumah sakit.


Setelah mendapatkan kabar dari sahabatnya Vero segera meluncur ke rumah sakit.


Dalam hati pria itu tak berhenti mendoakan Aluna dan bayinya agar baik-baik saja.


Terbesit rasa bersalah karena kerap kali berkata pedas pada Aluna. Namun, pria itu tak bisa mengubah nya karena itu sudah menjadi kepribadian nya.


Benar katakan benar dan salah katakan salah.


"Ya Allah, Luna. Belum juga seminggu kamu pergi dari rumah tapi udah masuk rumah sakit aja. Kalau sampai setahun entah kamu bakal masuk kubur!"


Vero menggerutu dengan perasaannya yang gelisah. Dia mengayunkan langkah kakinya tergesa-gesa di lorong rumah sakit, sehingga tidak sengaja menendang ember yang berisikan air pel.


Brakk.


"Astaghfirullah." Vero terkejut, pria itu merasa bersalah karena telah membuat lantai rumah sakit yang nyaris bersih itu kembali kotor.


"Maaf, Mbak. Sini saya bantu!" Vero ingin merebut pel yang di pegang oleh seorang wanita cantik memakai seragam cleaning servis.


"Tidak usah, Tuan. Ini memang sudah tanggung jawab saya! Salah saya juga karena menaruh ember di tengah jalan!" ujar wanita itu tersenyum ramah ke arah Vero.


"Tidak usah, Mbak. Jangan merasa agak enak karena ini kesalahan saya! Saya yang sudah buat ini kotor berarti saya juga yang harus membersihkan nya. Jangan melarang saya! Berdosa bagi saya bila memberatkan pekerjaan orang lain!"


Vero tak terima, pria itu masih tetap kekeuh ingin bertanggung jawab. Ilmu agama yang ia pelajari bukan hanya sampai di kepala melainkan juga di hati.


Dia akan merasa sangat berdosa bila telah memberangkatkan pekerjaan orang lain.


"Tapi, Tuan …"


"Tidak masalah. Jangan merasa tidak enak hati! Setiap orang harus memiliki rasa tanggung jawab bukan? Berani mengotori maka harus berani membersihkan nya!"


Vero tersenyum ramah lalu dengan santai nya dia membersihkan lantai yang berair itu.


Vero sangat serius, dia memang mengkhawatirkan Aluna dan ingin segera bertemu dengan wanita itu.


Namun, dia tak boleh abai terhadap kesalahannya.


Wanita itu tersenyum haru. Dia tak menyangka ada sosok pria tampan dan baik seperti Vero.


Biasanya orang-orang akan melewati begitu saja tanpa memikirkan betapa lelah wanita itu membersihkan lantai.


Setelah selesai Vero langsung mengembalikan pel pada wanita itu.


"Sekali lagi maafkan saya, Mbak. Saya sedang buru-buru!" ujar Vero tersenyum tulus.


"Saya yang seharusnya berterima kasih, karena Tuan sudah mau memudahkan pekerjaan saya. Bahkan, sekarang lantainya sudah bersih!"


"Barang siapa yang mempermudahkan urusan orang lain maka dia adalah salah satu golongan yang di rindukan oleh surga! Itulah ajaran Islam, Mbak. Kalau begitu saya pamit!" ujar Vero lalu beranjak pergi meninggalkan wanita itu yang termangu mendengar ucapan Vero.


"Pria yang Sholeh," gumamnya pelan.


*

*

*

Vero berdiri di depan pintu ruang inap Aluna. Pria tampan itu ingin masuk, namun, di urungkan karena mendengar suara percakapan Andreas dan Aluna.


"Berapa banyak kesempatan yang telah aku berikan, tapi, tidak kamu gunakan dengan baik, An. Aku lelah … kamu gak pernah berubah!"


"Sayang, aku janji ini yang terakhir. Aku akan benar-benar mencintaimu dan menjaga kamu dan anak kita. Aku gak sanggup kehilangan kamu lagi! Sudah cukup lima bulan aku hidup tanpa gairah karena kehilangan kamu!"


"Sudah cukup aku jauh dari Vino darah daging aku sendiri karena kesalahan aku! Sekarang tidak lagi … aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama!"


Vero yang mendengarnya pun menghela nafas berat.


Pria tampan itu memantapkan hatinya untuk masuk karena perdebatan antara Andreas dan Aluna semakin panas.


"Bismillah," gumam Vero seraya membuka pintu.


Cklek.


"Assalamu'alaikum."


Andreas dan Aluna langsung menoleh ke arah pintu. Mata Aluna terbelalak ketika melihat sosok Vero tersenyum ke arahnya.


Sedangkan Andreas termangu menatap pria yang pernah ia temui itu.


"Dia," gumam Andreas terkejut.


bersambung 


Gimana serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn


Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap  bab 110


Posting Komentar untuk " Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap bab 109"